Pengaruh Cinta Platonis Terhadap Tingkat Kebahagiaan

__________ __________ ___________ _______

Menurut Plato, dunia yang kita diami ini, bukanlah dunia sesungguhnya. Bukan dunia yang sempurna. Dunia kita ini hanyalah bayangan atau hasil cetakan dari dunia yang hakikat. Misalnya pohon mangga di halaman rumah kita, itu hanyalah copy-paste pohon mangga yang aslinya ada di dunia idea. Di sana pohon mangga bentuknya sempurna, berbuah yang sempurna. Sedangkan di halaman rumah kita hanyalah hasil cetak pohon mangga yang asli. Sehingga tentu saja bentuknya bermacam-macam, buahnya juga tidak selalu manis.

* * *

Cinta Platonis. Berdasarkan asumsi dunia idea Plato, kita bisa menjelaskan apa itu cinta platonis.

Kalau ada cinta yang kita rasakan di dunia, itu bukanlah cinta yang sebenarnya. Loh mengapa? Sebab cinta yang kita berikan, kita ucapkan, kita bahas, dan sebagainya, bukanlah cinta yang esensi. Bukan cinta yang sebenarnya. Karena sudah terkontaminasi dengan indera kita. Indera kita temasuk dalam dunia kita, bukan dunia idea, jadi bisa disebut tidak sempurna. Otomatis cinta yang berdasarkan indera bukanlah cinta platonis (baca: cinta yang sesungguhnya).

Apa konsekuensi dari bukan cinta platonis? Barangkali kita bisa kecewa, patah hati, terabaikan, dan sebagainya. Hal ini disebabkan cinta yang bukan platonis adalah tidak sempurna.

Cinta platonis tidaklah terucapkan, tidak terlihat, tidak menutut memiliki, tidak menuntut ingin diketahui, tidak ada nafsu, tidak ada cemburu dan tidak ada batas. Cinta platonis letaknya bukan di sini, tapi di sana. Sebab ia hanya berisi cinta, ia tidak bisa dikalahkan oleh manusia lain, bahkan oleh waktu. Ia tetap lestari dan selalu subur.

Apakah cinta platonis menghasilkan rasa bahagia? Tentu. Dengan cinta platonis, kita mampu merasa memiliki energi untuk melakukan sesuatu kepada dunia. Kekuatan yang berasal dari cinta platonis mampu menggerakan si pemilik cinta itu agar berbuat sesuatu dengan landasan cinta. Sehingga bisa jadi aktivitasnya sangat positif. Lebih jauh, alasan ia hidup adalah karena ia memiliki cinta platonis itu.

Namun, cinta platonis sungguh berada pada level yang tinggi. Ia jadi perasaan yang paripurna bagi seorang manusia. Tentu saja di bawah cinta kepada Tuhan. Tapi hal ini perlu penjelasan lain di luar cinta platonis kepada sesuatu di luar Sang Maha. Setidaknya ini pendapat saya.

Terlepas dari itu, cinta platonis dijamin tidak akan menyakiti siapa-siapa. Termasuk si pemilik cinta. Hanya ada kebahagiaan.

Bisakah kita?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HOTSPOT : (Fantasi friend with benefit)

Kenalan Sama Oppo App Market (Gadgetin)