Bagaimana Cara Mengetahui Seseorang itu Cerdas Dari first Impression?

--
Paling utama: lebih banyak mendengar daripada berbicara. Itu biasanya sudah jadi reflek saja bagi orang-orang cerdas. Kadang malah, saking refleknya, mereka sangat gampang untuk dipotong. Ini dikarenakan satu aturan sederhana: apa pun yang keluar dari mulut mereka adalah informasi yang sudah mereka ketahui, tetapi apa pun yang keluar dari mulut orang lain bisa saja merupakan informasi yang belum mereka ketahui. Mengingat orang cerdas sangat menyukai informasi baru untuk menambah arsenal mereka, maka mereka jauh lebih banyak mendengar ketimbang berbicara. Ini juga yang bisa kamu gunakan untuk membedakan mana yang sungguhan cerdas, dan mana yang berusaha terlihat cerdas. Orang cerdas tidak banyak bacot, bahkan yang terdengar keren sekalipun.
-
Hal lain yang bisa kamu dapat dari first impression:
1. Banyak tanya
Kadang pertanyaan mereka bisa menyebalkan, pertanyaan yang "Lah tadi kan sudah aku jawab", atau pertanyaan yang "Lah masa yang seperti itu masih kamu tanyakan".
Pertanyaan menyebalkan biasanya karena mereka punya rasa ingin tahu berlebih.

Pertanyaan jenis kedua itu biasanya untuk memastikan bahwa kamu tahu apa yang kamu bicarakan (karena kadang, ketika kamu tidak mengerti suatu hal, penjelasanmu akan berputar-putar saja, kadang bisa sampai kamu sendiri lupa inti pembicaraan kamu apa).
Pertanyaan jenis ketiga biasanya untuk memastikan bahwa kamu punya pemahaman yang sama dengan dia. Aku pribadi paling senang memakai pertanyaan jenis ketiga karena dari sanalah aku bisa memastikan apakah dia hanya sok cerdas (jawabannya akan sangat "di atas sana"), ingin terlihat cerdas (responnya adalah kaget bahwa aku tidak tahu dan terkesan mengejek), salah paham, atau berpotensi memberikan insight baru terhadap pengetahuanku sendiri.

2. Santai
Maksudnya santai di sini adalah santai sosial. Kalau dia berada di awkward situation, dia bisa langsung "Well, shit. Time to move on". Kalau tiba-tiba ganti topik pembicaraan, dia bisa menyesuaikan, tapi dia sendiri jarang melakukan pergantian topik tersebut karena dia punya arsenal melimpah untuk mendiskusikan topik itu berjam-jam (beda dengan orang "pintar", yang biasanya hanya bisa diskusi satu topik berjam-jam, orang "cerdas" bisa semua topik). Kalau ketumpahan kopi, dia hanya "Oh, tak apa. Santai". Kalau dimintai rokok, makan, minum, uang parkir, atau bantuan semampunya dia, dia takkan sungkan. Daripada mengobrol serius tentang diskusi berat, dia akan memilih bercanda (karena dia sendiri sudah lelah terlalu banyak berdiskusi berat di luar obrolan tersebut).

3. Netral
Tidak pro-Jokowi maupun pro-Prabowo, tetapi bisa mengidentifikasi pro dan kontra masing-masing kedua capres. Tidak mengatakan Muslim teroris, dan tidak mengatakan ateis jahanam. Pokoknya kalau ditanya opininya tentang dualisme yang polar satu sama lain, posisi dia selalu di tengah-tengah. Kalau disuruh memilih, dia tak memilih yang ideal, tetapi yang realistis saja.
-
Masih ada lagi aspek lain,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HOTSPOT : (Fantasi friend with benefit)

Kenalan Sama Oppo App Market (Gadgetin)